Kamis, 04 Agustus 2011

COMPACTION (P E M A D A T A N)

BAB VI
P E M A D A T A N

Pemadatan dapat dikatakan sebagai proses pengeluaran udara dari pori-pori tanah dengan salah satu cara mekanis. Cara mekanis yang digunakan dilapangan biasanya dengan menggilas, sedangkan dilaboratorim dengan cara menumbuk atau memukul. Daya pemadatan ini tergantung pada kadar air, meskipun digunakan energi yang sama, nilai kepadatan yang akan diperoleh akan berbeda-beda. Pada kadar air yang cukup rendah tanah sukar dipadatkan, sedangkan pada kadar air yanag cukup tinggi nilai kepadatannya akan menurun, sampai suatu kadar air tinggi sekali sehingga air tidak dapat dikeluarkan dengan pemadatan.
Pada pemadatan dengan kadar air yanag berbeda-beda akan didapat nilai kepadatan yang berbeda pula. Sehingga kadar air tertentu akan didapat keadaan yang paling padat (angka pori yang paling rendah). Kadar air dimana dimana tanah mencapai keadaan yang paling padat disebut kadat air optimum. Untuk menentukan kadar air optimum ini biasanya dibuat grafik hubungan antara kadar air dan berat isi kering. Berat isi kering ini digunakan untuk menentukan kadar air optimium dimana mencapai keadaan paling padat, dapat dilakukan:
1. Percobaan pemadatan di lapangan.
2. Percobaan pemadatan di laboratorium.
Percobaan pemadatan di laboratorium dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Percobaan pemadatan standart (standart compaction test).
2. Percobaan pemadatan modified (modified compaction test).

Dengan nilai kadar air yang optimum yang didapat dari percobaan ini, maka kita dapat memadatkan tanah sehingga tanah tersebut akan mempunyai:
- Kekuatan yang lebih besar.
- Kompresibilitas dan daya rembesan yang lebih kecil.
- Ketahanan yang relatif lebih besar terhadap pengaruh air.

6.1. MAKSUD PERCOBAAN
Maksud dari percobaan ini adalah dapat membuat grafik hubungan antara kadar air dan berat isi kering serta angka porinya dan mendapatkan nilai kadar air optimum.

6.2. ALAT-ALAT YANGDIGUNAKAN
1. Silinder pemadatan.
2. Penumbuk standart
3. Alat untuk mengeluarkan contoh dari silinder (dongkrak).
4. Timbangan.
5. Saringan No. 4.
6. Pisau perata dan jangka sorong.

6.3. PERSIAPAN BENDA UJI
1. Contoh tanah dibersihkan, kemudian dikeringkan dengan cara menjemurnya. Hancurkan gumpalan-gumpalan menjadi butiran-butiran dengan palu karet sedemikian rupa sehinggan butiran tanahnya tidak rusak.
2. Butiran-butiran tanah kemudian disaring dengan saringan No. 4. buitran yang tertahan boleh dipecah lebih lanjut. Bagian yang lewat saringan ditimbang.
3. Contoh tanah yang sudah ditimbang ini selanjutnya dicampur dengan air secukupnya hingga merata dengan kadar air yang berbeda-beda untuik tiap kali percobaan.

6.4. PERSIAPAN ALAT
1. Siapkan silinder pemadatan dan penumbuknya. Silinder dan penumbuk dibersihkan, kemudian ditimbang.
2. Pasang dan klem plat atas dan silinder sambungannya.

6.5. PELAKSANAAN PERCOBAAN
1. Contoh tanah dimasukkan kedalam silinder dengan lapisan yanag sama tebalnya sebanyak tiga lapisan. Setiap lapisan masing-masing ditumbuk sebanyak 5 kali secara merata pada seluruh permukaan. Usahakan tebal contoh tanah padat yang diperoleh kira-kira 0,5 cm lebih tinggi dari silinder utama.
2. Silinder sambungan dilepaskan kemudian tanah tersebut dipotong dengan pisau perata hingga tanah dengan permukaan silinder sama rata. Plat dasar dilepaskan, selanjutnya silinder + contoh tanah ditimbang.
3. Contoh tanah dikeluarkan dengan alat pengeluar contoh tanah (dongkrak), kemudian ambil bagian atas dan bawah untuk diperikas kadar airnya.
4. Contoh tanah di atas diulangi dengan contoh tanah lain.

KESIMPULAN
1. Dari percobaan yang telah dilakukan didapat hasil sebagai berikut:
- Kadar air optimum = 20.5 %
- Padat kering maksimum = 1,32 kg/cm3
2. Tanah yang kadar airnya kecil sukar dipadatkan, dengan menambah air, maka pemadatan lebih mudah dilakukan karena air bersifat seperti pelumas.
3. Pada kadar air yang tinggi kepadatan akan turun lagi bersama-sama pori-pori jenuh terisi air yang sudah dilaksanakan dengan pemadatan.

BAB VI
CBR LABORATORIUM

7.1. MAKSUD PERCOBAAN
Maksud percobaan ini dalah untuk menentukan nilai CBR (Calipornia bearing Ratio) dari suatu contoh tanah yang dipadatkan secara modified dan tanpa perendaman, yang dilakukan di laboratorium.

7.2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Mesin penekan dengan kapasitas sekurang-kurangnya 4,45 ton yang mempunyai kepala atau dasar dapat bergerak teratur.
2. Cincin beban dengan arloji pengukurnya.
3. Silinder pemadat CBR yang dilengkapi dengan silinder sambungan dan plat alas.
4. Spacer dick (plat ganjal).
5. Penumbuk berat (modified).
6. Plat-plat beban.
7. Piston Penetrasi.

7.3. PERSIAPAN BANDA UJI
1. Contoh tanah yang dikeringkan dan lolos saringan no.4 dicampur dengan air secara merata pada kadar optimum sehingga air optimum sehingga didapat kepadatan maksimal.
2. Plat alas alat pada silinder dipasang dan diklem dan silinder sambungan dipasang.
3. Plat ganjal ditaruh dalam silinder di atas dasar, kemudian kertas filter ditaruh diatas plat ganjal.
4. Contoh tanah yang sudah dipersiapkan tadi dipadatkan dalam silinder pemadatan CBR dengan cara pemadatan
5. Silinder sambungan dilepaskan, tanah padat dipotong dan diratakan sehingga rata dengan permukaan '„madatan.
6. Plat alas dilepaskan dan plat ganjal diambil. Berat silinder dan tanah didalamnya ditimbang dan dicatat untuk menghitung berat volume tanah.

7.4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Selembar kertas filter diletakkan diatas plat alas dan balikkan silinder berisi tanah, letakkan di atas plat alas dan diklem.
2. Beban-beban ditaruh diatas tanah dalam silinder dengan jumlah beban yang sesuai dengan tekanan yang akan bekerja pada tanah nantinya.
3. Pada silinder pada mesin penetrasi piston penetrasi diatur menempel muka tanah.
4. Arloji beban dan arloji penetrasi diatur pada pembacaan nol.
5. Pembebanan mesin dikerjakan sehingga piston mempunyai kecepatan penetrasi kurang lebih 1,27 mm/menit. Besarnya penetrasi dan beban penetrasi dibaca dan dicatat pada saat penetrasi sebesar harga-harga yang tertera dalam daftar percobaan.
6. Benda uji dikeluarkan dari silinder, kemudian periksa kadar airnya.

ANALISA PERHITUNGAN
Nilai CBR (%) :
1. Penetrasi 0,1” = tekanan dikoreksi x 100 %
1000

=

2. Penetrasi 0,2” = tekanan dikoreksi x 100 %
1000

=
KESIMPULAN
1. Dari grafik percobaan CBR terlihat hubungan tekanan (psi) terhadap kecepatan penetrasi (inci), semakin besarnya harga tekanan semakin besar pula harga penetasi.
2. Harga CBR dapat dihitung dengan cara membagi tekanan pada penetrasi dengan tekanan standart 1000 and 1500 psi.
3. Dari percobaan yang dilakukan hasil CBR (%) yang diperoleh sebagai berikut:
- Pada penetrasi 0,1” = 6,336 %
- Pada penetrasi 0,2” = 5,632 %

Tidak ada komentar:

Posting Komentar